Saturday, June 2

SURAT BUAT IBUNDA

Kadang hari jadi demikian melelahkan,ibunda, ruang menujumu tiba-tiba saja terasa luas dan jauhingin nanda ceritakan tentang sayap-sayapyang tak henti belajar terbang mencari setiap celah untuk memperpendek jarak mempersempit ruangingin nanda ceritakan tentang wangi kelopak sepanjang jalan,biru langit, hembus angin dan warna pucuk-pucuk hijau mengumpulkan keindahan dalam telapak untuk dibawa pulang ke pangkuan berharap bisa menghapus letih kening dari sudut mata bunda sesungguhnya tak jarang langkah nanda tersandung batu terhalang badai tapi bekal yang bunda sampirkan sejak duluselalu bisa menghantar nanda ke seberang kadang kabut sama sekali nyaris tak tertembus, ibunda,perjuangan melewatinya tiba-tiba saja kehilangan tenagaingin nanda ceritakan tentang ketakutan-ketakutandan mimpi buruk menjelang tengah malam tentang kegamangan dan keraguansetiap kali jembatan dan pintu menghadang di depan matatapi percayalah,...bekal yang bunda titipkan di bahu selalu bisa mengisi kekosongan,menguatkan dan menegakkan kembali wajah nanda seperti pesan bunda, nanda belajar dari rumput yang tegar untuk selalu tumbuh nanda belajar dari tetes hujan yg jatuhdi atas batu yang kokoh bertumputak pernah mudah, ibunda, tak pernah jika sesekali nanda berhenti ...nanda ingin bunda tahu bukan tuk menyerah tapi menerjemah hikmah dan menelaah diri sebelum berjalan lagi tak pernah mudah, ibunda, memang tak pernah tapi nanda tak gentar sebab cinta dan doa bunda terbuktijadi energi tak berbatasyang tak pernah kehabisan cahaya dalam setiap langkah nanda

Saturday, May 26

Cita - Cinta Adalah Nyawa

Banyak aktivis tidak bisa membedakan cita-cita dan angan-angan.
Yang satu dianjurkan, yang lainnya justru harus dihindarkan.
Yang satu mendapat pahala, yang lain bisa mendatangkan dosa

Cita-cita adalah sebuah harapan yang dibangun di atas keyakinan yang kuat
dan diupayakan pencapaiannya melalui perencanaan yang matang dan kerja keras.
Cita-cita adalah motivasi yang tumbuh dalam diri untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu demi terwujudnya sebuah harapan. Harapan itu tidak lain adalah keyakinan
yang ingin dicapai. Dengan demikian modal utama yang harus ada pada orang yang memiliki

cita-cita adalah keyakinan. Yakin bahwa yang diharapkan akan tercapai jika diusahakan
dengan sungguh-sungguh, sistematis dan terarah.

Para aktivis dakwah adalah orang-orang yang memiliki keyakinan yang teguh.
Mereka yakin bahwa obyek dakwahnya dapat berubah.
Dengan dakwah yang sungguh-sungguh, dengan kegigihan mengenalkan Allah dan segenap ajarannya,
mereka yakin pada suatu saat masyarakatnya akan menjadi penyokong dakwah,
bahkan akan menjadi rijalud da'wah (aktivis dakwah) itu sendiri.

Aktivis dakwah yang keyakinannya lemah dan cita-citanya rendah akan cepat putus asa.
Mereka tidak tahan menghadapi cobaan, tekanan, intimidasi, teror, bujuk rayu dan iming-iming yang menggiurkan. Mereka akan cepat meninggalkan arena perjuangan manakala ada peluang yang lebih menjanjikan. Mereka mudah tergiur oleh iming-iming dunia yang sekilas menguntungkan.

Itulah sebabnya Ibnu Qoyyim memberi makna cita-cita sebagai jiwa yang tak akan pernah terhenti
kecuali kepada Allah. Jiwa yang tak akan tergantikan dengan sesuatu apapun oleh selain-Nya serta
tidak rela ditukar oleh yang lain sebagai ganti-Nya. Ia juga tidak akan menjual apa yang diperoleh
dari Allah berupa kedekatan, kelembutan, kesenangan dan kegembiraan dengan harga yang murah dan fana.
Maka, cita-cita yang tinggi dibandingkan dengan cita-cita yang rendah bagai burung yang terbang tinggi menjulang dengan burung-burung lain yang terbang di bawah.

Cita-cita Menentukan Nilai

Nilai seseorang itu sesungguhnya ditentukan oleh dirinya sendiri.
Jika ia memberi nilai dan bobot yang tinggi, maka nilai dan bobotnya akan semakin tinggi.
Sebaliknya, seseorang yang menilai diri sendiri secera rendah, maka rendah dan hinalah dirinya.
Pemberiaan nilai dan pembobotan itu tak lepas dari cita-cita. Jika seseorang cita-citanya tinggi,
maka terangkatlah derajat dan martabatnya. Sebaliknya, jika rendah cita-citanya, maka rendah dan hinalah dia.
Terkait dengan hal di atas, Umar bin Khaththab pernah berkata:
"Jangan sekali-kali kamu memperkecil cita-citamu, karena sesungguhynya aku tidak melihat seseorang
yang terbelenggu kecuali karena ia tidak memiliki cita-cita."

Menurut Umar, orang yang tidak memiliki cita-cita atau yang cita-citanya rendah akan melakukan
pekerjaan-pekerjaan rendahan. Mereka terbelenggu dan dibatasi oleh kerendahan cita-citanya sendiri.
Mereka tidak bisa terbang jauh dan membuat lompatan-lompatan ke depan.
Mereka rela untuk tetap berada di bawah, menjadi bawahan, staf rendahan, buruh kasar dan
budak-budak yang tak memilki harga diri. Perilakunya rendah, akhlaknya rendah, ilmunya rendah,
wawasannya rendah, motivasinya rendah, dan segala-galanya rendah, karena ia telah membatasi
dirinya pada garis rendahan tersebut.

Para aktifis harakah harus memiliki cita-cita yang tinggi, setinggi-tingginya.
Meskipun demikian, cita-cita itu selain realistis serta harus dibarengi usaha keras dan motivasi yang tinggi.
Jika kedua hal itu tidak ada, maka cita-cita itu tidak lebih dari sekadar angan-angan kosong.
Di antara para aktifis ternyata banyak yang hanya mengandalkan angan-angan belaka.
Mereka ini tidak kalah bahayanya dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki cita-cita atau yang cita-citanya rendah. Tanda-tanda yang paling tampak pada orang yang besar angan-angannya adalah omongannya besar,tapi usahanya kecil. Suka membual, tapi pemalas. Banyak kata, sedikit kerja. By:Suryandika***

Indahnya Wisata Alam Gunung Merapi

Gunuang biaso timbunan kabuikLurah biaso timbunan aiaLakuak biaso timbunan sampahLauik biaso timbunan ombakNan hitam tahan tapoNan putiah tahan sasahDisasah bahabih asaDikikih bahabih basi

Memang benar apa yang dikatakan pepatah diatas ”Gunung biaso timbunan kabuik” sebagi bukti nyata bahwasanya gunung timbunan kabuik adalah pada gunung merapi sumatra barat. Kalau kita melihat arah ke selatan dari bawah Jam Gadang di Bukit Tinggi pandangan kita akan lepas ke arah Gunung Marapi. Gunung ini membujur dari timur ke barat dengan kepundan aktif terletak di puncak sebelah barat. Ketika kepundan mengeluarkan asap akibat batuk-batuk atau ketika nyala api keluar dari lubang kepundan itu, pemandangan ini dapat terlihat dari Bukit Tinggi.
Dalam pelajaran ilmu bumi di SR dulu tinggi gunung Marapi ini dikatakan 2890m di atas muka laut. Bandingkan dengan Bukit Tinggi yang letaknya 911m di atas muka laut. Untuk mencapai kepundan itu bagi para pendaki gunung ada jalan dari Koto Baru, sebuah kampung yang terletak sekitar 8 kilometer dari Bukit Tinggi di jalan antara Bukit Tinggi dan Padang Panjang.

Sungguh indah dan menakjubkan sekali. Dari ketinggian puncak gunung pemandangan lepas memandang sepuas hati, menikamati suburnya negeri ini, megahnya negeri yang tertata dengan rapi.Tak akan bisa diceritakan seperti keindahannya itu sebelum kita sendiri yang mendaki kesana.

Tak akan kata peneyesalan yang terucab dari bibir bila kita pergi mendaki menuju puncak merapi yang menjulang. Suasana alam yang asri menambah kesejukan di hati, damai dan yaman terasa. Angin sepoi-sepoi, gemircik binatang-bintang kecil menambah susuana tambah h
aru dalam perjalanan pendakian.

Sepanjang jalan pendakian tidak banyak yang dapat dilihat karena dihlangi oleh pepohonan yang tak begitu rapat tumbuh berjejer, namun terlihat jelas bahwa banyak sekali orang yang mendaki kegunung ini. Di tempat-tempat yang datar sedikit terlihat jelas bekas-bekas pendirian tenda Camp dari para pendaki yang mungkin istirahat sejenak diperjalanan.

Sekitar 4 jam perjalan dari kaki gunung maka akan sampailah kita yang biasa disebut pendaki dengan sebutan bawah cadas. Kenapa demikian? Kerena sampai disinilah tumbuhan bisa bisa tumbuh. Katasnya lagi tidak akan ada ditemuai lagi tumbuhan semua hanya pecahan-pecahan batu gunung. Dari sini aroma belerang khas gunung merapi mulai tercium hidung. Namun itu tak akan menjadi persolaan bila mata kita pandangkan kearah lereng gunung. Terlihat jelas semua pemandangan dari atas ini. Rumah – rumah penduduk terlihat kecil sekali, kota bukittinggi, padang panajang dan bahkan kota padang terlihat mungil dari puncak ini. Dibawah cadas inilah biasanya para pendaki mendirikan tenda mereka untuk beristirahat atau bermalam dan melanjutkan pendakian besok paginya lagi.

Perjuangan belum berakhir, puncak merapi masih terlihat tinggi dari cadas, pendakian harus segera dilanjutkan. Butuh waktu sekitar 30 menit lagi hingga benar-benar sampai dipuncak. mendaki cadas yang terjal sambil sesekali terduduk membalikkan tubuhu memandang kearah bawah gunung. Terasa hilang sesak nafas yang menggebu di dada ketika melihat pemadangan nun jauh disana, semakintinggi didaki semakin indah alam ini terlihat. Udara pun dinginpun semakin semakin menyeruak menembus celah-calah jaket yang dipakai, panas terik matahari disini begitu terasa disini.

Wah ternyata dipuncak luas sekali, ada dataran yang luas, ada seperti telaga yang biasa disebut pendaki dengan talago sumber sarasah. Apakah ini puncak yang tertinggi? Ooh ternyata tidak, ini namanya tugu, puncak tertinggi kita harus mendaki lagi menuju puncak yang paling tinggi di merapi yaitupuncak Merpati. Tak terasa lelah sewaktu mendakinya tadi disini, tak terasa kaki yang talah kaku karena kerja keras menggerahklan seluruh tenaga untuk mendaki kesini. Semua sirna, semua lenyap, yang tinggal hanya kekaguman, takjub dan terpana melihat indanya alam. Meliihat misteri alam yang ada dipuncak gunung ini.

Kawah, dimana kawah?
Ternyata lobang besar yang terus mengepul itulah kawah, di kawah inilah api gunung merapi berkobar. Di gunung ini ada 5 kawah yang terus mengepul sepanjang masa. Semuanya bisa terlihat jelas, kepulan asapnya menunjukkan jati dirinya sebagai gunung yang mengandung lahar panas.

Bukan ini batas akhir keindahan itu. Masih ada satu taman diatas gunung ini. Yang tanamannya tidak akan tumbuh ditaman manapun juga dibawah gunung. Taman Edelwis, disinilah tumbuh bunga Edelwis, bunga yang hanya bisa tumbuh dipuncak gunung. Bunga yang tak bisa layu, bunga Edelwis sebagai lambang cinta sejati untuk sang kekasih.

Di gunung ini untuk mencapai taman edelwis kita harus ditantang lagi untuk menuruni arah timur gunung. Kira kanan ada kawah yang siap menampung bila terjatuh. Perjungan mencapai taman sungguh berat. Namun walupun berat tak akan sempurna kepuasan itu tanpa melihat jelas dimana edelwis itu tumbuh dan bagaimana mereka bisa tumbuh diatas gunung yangdingin ini.

Ditaman keharuman bunga mengalahkan bau belerang yang menyegat hidup, kesegaran merambah hingga kedada. Edelwis.....,,edelwis dimana-mana, taman ini benar-benar taman bunga edelwis. Sana sini edelwis, bunga padi juga terlihat namun mereka terlihat jarang entah apa penyebabnya hanya alam yang tahu.
Namun walupun demikian, edelwis disana-sini kita jangan serakah. Kita hormati mereka yang tumbuh sendiri diatas gunung ini tanpa ada bantuan taupun rawatan tangan manusia mereka tumbuh. Jangan ambil mereka dengan serakah, jangan ambil mereka lebih dari 3 tangkai setiap orangnya. Walau ini bukan menjadi hukun gunung, walau ini bukan larangan gunung, tapi demi menghormati mereka dan melestarikan mereka. Tak adil rasanya mereka yang telah lama tumbuh tiba-tiba kita datang ke mereka dan langsung merampas kehidupan mereka hingga memungkinkan mereka akan punah. Ambil mereka sekedarnya sebagi bukti cinta kita kepada mereka, belai edelwis ketika kita meninggal mereka. Mereka juga mahluk, mereka juga berasal dari tuhan, tak layak keserakahan dan kerakusan kita perlihatkan mereka. Dan jangan pula timbul rasa memiliki mereka pada diri kita biarkan mereka hidup dan jangan biarkan mereka terbuang sia-sia. Indahnya alam, kuasanya Tuhanku. Dari puncak ini terlihat jelas, dipuncak ini kedamaian tercapai, keakraban keramahan alam terasa disanubari.
o Andika



Saturday, March 24

Tuhan Kepadamu Aku Berserah

Rasa itu... Rasa itu kembali hadir….aku tau ini fitrah…mencintai seseorang…Tapi aku juga tau ini, Kenapa dia tak mau mengerti apa yang aku rasakan,
kenapa dia tidak mau beri jawaban itu padaku.....terlalu lama aku berharap tuhan aku butuh jawaban itu .... Selau berharap keajaiban itu tiba dan kebahagiaan itu tercapai,
namun....Ya Allah…Tolong aku…semoga rasa ini tidak membuatku terjatuh lagi ke lembah dosa
yang sama….Tolong aku menyadarkan hati agar rasa ini tidak lagi membuatku hanyut
dalam angan2 yang salah…Tolong aku agar bisa ku peroleh jawab itu.......
Tolong aku mengikhlaskan rasa ini agar rasa ini bisa hilang dengan
sendirinya…Dan… bila Engkau meridhoinya suatu saat nanti…biarkan rasa itu tumbuh
kembali dengan semestinya….
PS: untuk A‘R’S …tolong maafkan rasa yang hadir dihatiku saat ini

Ketika Harapan itu tumbuh

Dunia dalah harapan yang sirna sekian hari telah teralalui sekian pula ajal semakin dekatperjalanan menuju kematian sudah tertapakberuntung bagi mereka yang sadar akan hal itu
Bait diatas menjadikan aku termangu sendiri..Hari telah yang dialalui terasa mengalir tanpa terasa seakan tak ada
klakson yang menyentakkan dari perjalanan itu. ia mengalir begitu saja tanpa ada pemabatas....namun dalam bathin telah tertanam sebuah harapan, harapan itulah yang
menjadikan aku bersemangat, harapan itulah yang menjadi inspirasi setipa
perjalananku..
Sekitaka saja seperti terbangun dalam mimpi, rasanya aku ingin sekali
meraih segera harapan ku itu, entah apa yang memulai enatah apa yang
mengomandoi tak tahu.... yang jelas aku ingin mendapatkannya...
awalnya harapan itu pertama muncul namun tersimpan dan tak pernah terurai
walau kadang ada yang menyesak dari dalam...tapi pada akhirnya,,,,, otak berpikir juga....,. selama ini detik- detik waktuku talah terbuang
begitu saja dan aku tak tahu apa jawaban dengan harapanku itu..,,.
Harapan telah lama tumbuh... kini ia tumbuh subur namun ia ingin mencoba
untuk belajar berbuah,ada rasa gantung dalam hati. galau tak tentu rasa
percaya atau tidak terus menyelimuti .... selalu aku tidak boleh gagal
dalam hati mengahantui... aku takut harapan ku tidak bisa berbuah.
Suatu hari kecemasan kucoba tepiskan, kucoba kuatkan diri. aku ingin
mencoba harapanku ...
aku tak boleh duduk diam saja berharap yang tidak pasti...aku ingin buktikan ..../.kata - kata itu terus mencemaskan aku...kucoba mengutaraka harapanku.....kucoba menepis yang menjadi penghambatnyaaa....namun tiada jawaban ...semua maya..., antara beranak dan mandul..
aku mulai bertanya pada diriku sendiri ...ada apa dengan ku ya....?apakah selamanya aku selalu begini... apakah aku akan selalu dapat jawaban yang tidak pasti ini....sang harapan ingin berbuah belum terkabul...namun aku harus terus hidup, dan aku harus terus berharap .. aku tak mau
berhenti samapai disini....,,,, toh harapanku masih muda usianya.. dam
harapanku belum berakhir ....
Inilah perjalanan Ketika kita berharap belum tentu semua harapan itu akan berajalan
seperti yang kita harapkan..masih ada duri yang mengahalangi, masih ada arus yang harus dilawan,
masih ada topan yang meniup. Kamana kita berpegang, kemana kita
mengadu...Tuhan yang menciptakan, tuhan yang tahu awal dan akhirnya. kita hanya
menajalani...

Mengapa??

Mengapa harus menunggu esok bila semuanya bisa dimulai hari ini?Mengapa harus menunggu moment ultah bila bisa berubah sejak detik ini?Mengapa N??Mengapa harus begitu??Mengapa tidak kamu ikuti naluri hatimu…Untuk berubah menjadi lebih baik…Dalam bersikap…berpakaian…bertindak…dan berkata-kataMengapa tidak sekarang, N??Mengapa harus menunggu nanti??Dapatkah kamu menjamin besok…beberapa jam lagi..beberapa menit kemudian…bahkan sedetik setelah keinginan ini hadir…kamu masih diberi kesempatan untuk hidup olehNya??Dapatkah kamu menebak hatimu sedetik kemudian??
Mengapa kamu membiarkan hatimu terus terkotori sedikit demi sedikit…Mengapa kamu membiarkan jiwamu melayang2 tak tentu arah…Mengapa kamu membiarkan angan2mu melambung terlalu jauh…Mengapa N??
Please N…Jangan kotori lagi hatimu…Jangan biarkan lagi jiwamu terkatung2…Jangan lambungkan lagi angan2mu…
Bangunlah dari mimpi2 burukmu N…Bangkitlah dengan semangatmu yang baru…Berdirilah diatas pijakanmu yang kokoh…Berjalanlah dijalan yang sebenarnya….
Sadarlah wahai jiwa….Sadarlah bahwa hidup tidaklah lama

Sunday, January 14

Sebutlah saya seorang teman

Sebutlah saya seorang teman,
teman yang mengagumi kamu,
teman yang menghargai kamu,
bahkan lebih dari itu,
teman ingin menjadi lebih dari sekedar teman untuk kamu,
baik dalam keadaan apapun…

Saya ingin berteman dengan kamu,
yang ingin memiliki dan dimiliki,
yang tidak merubah dan dirubah,
yang tidak membentuk dan dibentuk,
yang menjaga dan dijaga,
dengan memberi dan menerima,
dengan menyadari bahwa kita masing-masing adalah pribadi,
yang dibentuk Tuhan untuk diri kita sendiri,
dan anugrah dari-Nya untuk diberikan pada orang lain…

Saya ingin memberi kamu hadiah pribadi itu,
yang dibungkus dalam suatu bentuk,
yang bungkusnya mungkin terlalu buruk untuk diterima,
karena bungkus itu bermacam-macam,
ada yang buruk,
ada yang indah,
ada yang terbungkus biasa-biasa saja,
ada yang terbungkus indah,
ada yang terbungkus rapat,
ada yang terbungkus longgar,
ada yang sukar untuk dibuka,
ada yang sudah terbuka saat diterima,
namun pribadi bukanlah sebuah bunkus,
karena pribadi tidaklah dapat dilihat dari sebuah bungkus,
sebab bungkus adalah sesuatu yang dilihat dari luar,
dan bungkus bukanlah hadiah yang sesungguhnya…

Saya ingin mencintai kamu dengan tulus,
dengan tidak memiliki dan dimiliki,
dengan tidak merubah dan dirubah,
dengan tidak membentuk dan dibentuk,
dengan tidak merusak dan dirusak,
dengan menjaga dan dijaga,
dengan memeliharanya dengan baik-baik,
sebagai hadiah pribadi yang diberikan-Nya lewat kamu untuk saya…

Saya ingin mencintai kamu dengan jujur,
yang tulus dengan satu keinginan saling memberi dan menerima,
yang menerima kamu sebagai suatu pribadi yang utuh,
yang akan saya terima dengan senang hati,
yang akan saya jaga dan saya rawat,
dan menaruhnya di tempat yang terhormat…

Saya ingin mencintai kamu,
sebagai bagian dari kehidupan,
bahwa mencintai dan dicintai adalah anugrah terbesar Tuhan dalam kehidupan…